Patah
Hati
Seolah-olah lalu
beringsut memungut serpihan perkiraan
Menina bobokan kata
halus dalam sebuah kalimat
Sungkan atau masih
dengan kecerobohan
Sudut-sudut kota
Jogjakarta yang penuh makna
Menguraikan separuh
kenangan demi kenangan
Patah hati….
Bukan karena ditolak
wanita atau lelaki
Tetapi ringkasan
kalimat yang mengurai indah
Rindu pada
senyum-senyum penjijing bakul
Pada setangkai mawar
dipinggir jalan
Warnanya merindukan
mata sang pecinta bahagia
Patah hati…..
Sebagian dari kenangan
ada yang terlupa dikota bersejarah
Tapi tetap mengukir
asa-asa senda para pelakon seni
Gamelan, angklung, dan
suara nyanyian penyair
Bila bergema dan bersua
itulah keindahan tak bertepi
Kisah kita tetap
menjadi asri.
Urat
Besi
Ketar ketir ketara
Keras mengeras dan
hanya diam tanpa nafas
Tak bisa diapakan
dengan apapun
Kecuali sebuah gambaran
peluru-peluru using
Menikam pedas ulu jiwa
Tergila-gila pada
kesaksian malam
Para rerama mengurai
percintaan dengan desah
Bergumul antara panas
dan pedas kata
Rak-rak jangkrik memcah
sunyinya hutan
Urat besi…
Mana aku tahu disitu
kau memadu kasih
Berpayung awan hitam
tanpa rembulan
Mengebalkan diri guru
gaharu mewangi
Pasir-pasir pantai
bagai beludru
Halus dan amat
menyentuh diri
Kain-kain polos
melambai
Diam lalu pura-pura
lupa
Biarkan saja hidup ini
memang sadis
Jika tak jadi urat besi
aku atau kau terbuang dalam patahan.
Gurindam
Alam
Aku ingin bernafas
bebas, lalu pergi tanpa dirimu
Yang datang dari masa
lalu dan berniat menculik bahagiaku
Sudahlah masa galauku
akan berakhir
Buang jauh-jauh impian
merusak masa depan orang
Angin bernyanyi merdu
Daun bergesek mesra
Pepohonan
berbisik-bisik manja
Gelombang menghapus
setiap kata menyakitkan tentangmu
Kini pergantian rotasi
hati
Dengan penetapan
kepastian sang mimpi
Gurindam alam
Batu dan pasir pantai
adalah sejoli
Selumbung beras dalam
guci adalah sejoli
Kaki telanjang dan
tanah basah adalah sejoli
Tapi bukan pasangan
dalam pacaran
Mengernyitkan dahi yang
keriput
Masa lajang terjawab
dalam waktu.
Lalu menyusun
puzzle-puzzle masa depan dengan sempurna
Merajut asa dalam
naungan semesta.
Tahajud
Rindu
Hujan baru saja reda
Ketika mata ini makin
enggan terpenjam
Apakah kau mendengar
bisik rinduku Yaa Rabb
Dalam pekan dan pikir
panjang
Hingga nyenyakku
sejenak saja berlalu
Aku hilang dalam sujud
Aku hilang dalam
renungan
Aku hilang dalam
kerjapan
Hingar binger yang
kelak kurasakan akan terasa kurang
Tahajud rindu
Tentang potongan
kalimat indah dalam serangkaian doa’
Tentang irama dalam
lantunan ayat sucinya
Ku sambut genggaman
demi genggaman
Sebuah kekuatan diri
untuk menyemangati
Kurindukan mereka Tuhan
Untuk menyambut
bahagiaku ini bersama
Meski mungkin bukan
siapa-siapa
Tapi lebih berarti dari
apapun juga
Cinta ini mengubah
segalanya.
Sepi
Seorang Diri
Pernah terjawab dalam
satu masa
Ketika angin menghembus
dibawah ketiak
Samar-samar dingin
dalam jiwa
Ketenanganku hampir
menjadi mimpi tanpa kata
Imbuh …. Kalimat yang
terhenti saat aku kecewa
Sudahlah , sudahkah dan
sudahi
Tiada dan kuharap tanpa
kebencian
Lautan melepas segala
perihku
Ombak mengikis dendamku
Kuhampiri wajah-wajah
yang kehilangan arah
Aku pergi kesini
seorang diri
Mencari damai disetiap
mimpi
Mentari tak nampak hari
ini
Hanya sedikit
sinar-sinar tak bersahabat
Mendung saja..
Lalu ku gores
nyawa-nyawa baru
Menghapus galauku tanpa
irama
Kita saling diam
melenyapkan amarah.